Senin, 12 Desember 2011

Menjadi Penyelamat Tak Mengenal Siaran Tunda

Menjadi Penyelamat Tak Mengenal Siaran Tunda

14 Rabiul Akhir tahun ini berlalu begitu cepat, tak bisa waktu ini dipending agak sejenak. Tidak terasa sudah berkurang setahun lagi masa dalam hidup ini. Masa yang seharusnya menjadi masa emas harus tertunda beberapa saat lagi. 
14 Rabiul akhir 1405, seberkas cahaya baru terbit ke dunia ini, terbit perlahan mulai menyeruakkan cahayanya. Kala cerah tertiup angin cahayanya semakin terang menyinari sekelilingnya, kadang cahayanya juga terpantulkan kaca – kaca disekelilingnya hingga berkilauan, kadang cahayanya juga redup bahkan tidak kelihatan karena tertutup awan kelabu
Begitulah filosofi cahaya, harus membagi sinarnya ke semua penjuru, karena sinar cahaya itu dibutuhkan banyak individu-individu sebagai penerang, sebagai sumber energi, sebagai kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup, dan lain sebagainya.

Kita semua terlahir ke dunia ini dituntut berperan sebagai ‘cahaya’. Sudah menjadi fithrah manusia menginginkan terang, manusia diberikan naluri dan hati nurani untuk memilih jalan yang terang dan menghindari jalan kegelapan, dan manusia sebetulnya juga memilki naluri dan nurani untuk mengajak sekelilingnya menuju jalan yang terang dan mencegah sekelilingnya memasuki jalan kegelapan. 

Sesungguhnya setiap manusia itu mempunyai potensi cahaya dalam dirinya. Ada yang cahayanya menyala sangat terang hingga bisa dimanfaatkan banyak individu di sekelilingnya, ada juga yang cahayanya tertutup awan kelabu hingga tak bisa terlihat, padahal cahayanya itu terus menyala, akan tetapi dibiarkan terus ditutupi awan kelabu, awan kelabu itu harus disingkirkan bisa dengan bantuan angin, bisa juga dengan cara meningkatkan energi cahaya itu sendiri untuk mereduksi awan kelabu itu. Yang jelas cahaya sangat dibutuhkan banyak individu yang merindunya.

Kita terlahir sebagai manusia diberikan tugas sebagai penebar cahaya menyinari sisi-sisi gelap agar bisa terlihat, dalam arti manusia diberikan kewajiban dari Rabb nya untuk mengajak sekelilingnya menuju jalan yang benar yang di ridhoi Rabb nya dan mencegah keterjerumusan ke jalan yang tidak benar atau sesat (amar ma’ruf nahi munkar). Dengan adanya potensi cahaya dalam diri setiap manusia itu, kita dituntut untuk menjadi penyelamat, karena sangat banyak sekali yang butuh diselamatkan dengan cahaya yang kita tebar, setidaknya bisa menjadi petunjuk dalam jalan kelam sehingga tidak ada yang tersesat menabrak karang, menabrak tebing ataupun terjun ke jurang yang dalam nantinya.

Jika potensi cahaya itu sudah termanfaatkan dengan baik, maka segeralah untuk menebarkan sinar, karena masih sangat banyak lorong-lorong kelam, ruang-ruang suram dan lembah-lembah gelap yang banyak dilalui individu-individu butuh penerangan secercah cahaya, di tempat itu juga banyak pohon-pohon kehidupan yang membutuhkan cahaya untuk kelangsungan tumbuhnya peradaban yang menhasilkan buah peradaban yang baik. Jangan sampai ada yang terbentur dinding ataupun ada yang duluan terjun ke jurang karena kita terlambat memberikan secercah cahaya.
Jangan sampai pohon-pohon peradaban yang lama merindukan sinar cahaya itu duluan ditebang oleh yang tidak berhak menebangnya sebelum menghasilkan buah peradaban yang baik. 

JANGAN SAMPAI TERLAMBAT, jangan sampai semua di sekeliling kita terlanjur terjun duluan ke jurang dan jangan sampai semua pohon peradaban keburu ditebang sebelum berbuah hingga kita tak bisa lagi menemukan buah dari peradaban yang baik. Jangan sampai ada penyesalan nantinya, Jadilah penyelamat yang terbaik........



Diposting 2 tahun yang lalu
(dekat tanah sudut nan gersang, Rabiul Akhir kala cahaya sepenggalan)

Tidak ada komentar: