Selasa, 21 Februari 2012

KITA DAN PROFESI PARA NABI


KITA DAN PROFESI PARA NABI

Kita menyadari bahwasanya diri kita ini hanyalah insan biasa jika dibandingkan para Nabiyullah, para sahabat dan ulama-ulama besar yang telah banyak mengubah dunia dengan karya nyatanya, seperti Asy Syahid Imam Hasan Al Banna, Sayyid Quthb, Syaikh Ahmad Yassin dsb. Kita paling-paling hanya bisa meneladani sekian persen dari apa yang telah mereka perbuat untuk dunia. Apalagi kita yang berprofesi sebagai “abdi negara”. Ya, walaupun istilahnya “abdi negara”, kita semua yakin bahwasanya pengabdian yang utama itu kepada Allah SWT dalam rangka mencari keridhoanNya.

Sebagai “abdi negara” kita tentu memiliki gerak terbatas, memiliki ruang lingkup yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Walaupun demikian, tugas kewajiban kita sebagai manusia terpilih dalam menebarkan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran dalam peradaban dunia ini harus tetap dijalankan. Kadang mungkin ada diantara kita yang bersedih karena tidak bisa berbuat seperti para ulama dan para orang-orang shalih lainnya dalam beribadah. Tapi, saya teringat satu hal yang bisa dijadikan motivasi dalam beribadah sebagai “abdi negara” khususnya di bidang pertanian.. apalagi yang bekerja di institusi badan litbang seperti kita ini.

Coba kita lihat sejarah para Nabi, bukankah sebagian besar para Nabi yang diutus Allah berprofesi sebagai petani, peternak dan juga “abdi negara”...
Dalam sejarah Nabi Adam AS, setelah terusir ke Bumi ini Nabi Adam AS juga melaksanakan kegiatan bercocok tanam dan beternak. Di sejarah ketika kedua pasang anak beliau (Habil dan Qabil) akan menikah, Allah SWT memerintahkan kepada keduanya untuk berqurban. Dalam kisahnya, Habil memberikan Qurban terbaik dari hasil bercocok tanamnya berupa sayuran dan ternak, sementara Qabil memberikan hasil yang terburuk dari kegiatan bercocok tanamnya. Dan Akhirnya yang diterima Allah adalah qurbannya Habil yang memberikan hasil pertanian terbaiknya.

Begitu juga dengan nabi Nuh AS. Ketika Allah SWT memberikan “early warning” terhadap turunnya bencana, Nabi Nuh AS menyiapkan bahtera besar untuk keberlangsungan kehidupan masa depan. Nuh AS mengumpulkan hewan berpasang-pasangan dan juga tumbuhan yang berpasangan. Bisa kita simpulkan bahwa zaman itu Nuh AS telah berpikiran untuk melestarikan ekosistem hayati. Dan hasilnya bisa kita rasakan saat ini dengan beraneka ragamnya jenis makhluk hidup di dunia ini.

Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS juga disebutkan dalam kisahnya mengembala ternak di sekitar jazirah Arab. Begitupun dengan Nabi Musa AS, setelah lari dari Mesir dan dicari tentara Fir’aun, Nabi Musa muda melarikan diri ke jazirah Arab dan bertemu dengan anak-anaknya Nabi Syu’aib AS yang sedang menggembala domba. Melihat Musa AS yang kuat dan telaten dalam me-manage gembala domba dengan baik, Nabi Syu’aib AS mengambil Musa AS menjadi menantunya.

Lain lagi kisah Nabi Yusuf AS yang mengharu biru, setelah dipisahkan dengan ayahnya (Nabi Ya’kub) semasa kecil, Yusuf AS menjalani kehidupan yang berat menjadi budak di kalangan Raja Mesir. Namun Allah SWT memberikan mu’jizatNya kepada Yusuf AS yang bisa mentahwilkan mimpi. Sejak itu Yusuf AS keluar dari perbudakan dan Yusuf AS dengan kepercayaan yang baru diterimanya mengajukan diri untuk menjadi “abdi negara”. Nabi Yusuf mengajukan diri menjadi bendahara negara, kalau sekarang setingkat mungkin menteri keuangan dan menteri pertanian. Kala itu Yusuf AS mentahwilkan mimpinya akan datang masa sulit pada kerajaan Mesir, akan datang 7 tahun musim panen berlimpah dan disusul dengan 7 tahun masa paceklik panjang setelahnya. Yusuf AS dengan pemikiran Inovasi Teknologi yang dimilikinya berpikiran untuk memaksimalkan panen pertanian dan peternakan pada 7 tahun pertama. Kelebihan pada panen tersebut setengahnya disimpan sebagai persediaan untuk musim paceklik 7 tahun selanjutnya. Dapat kita bayangkan gandum dan hasil pertanian tersebut mustahil tersimpan lama jika tidak ada inovasi teknologi kala itu, bukan saja gandumnya, tentu jeraminya juga diawetkan sebagai sumber makanan ternak yang tahan lama. (Kita saja di BPTP paling2 bisa mengawetkan silase untuk ketahanan 1 tahun). Dapat kita simpulkan sementara bahwa di Inovasi Teknologi saat Nabi Yusuf AS menjadi “abdi negara” tersebut sudah sangat maju. Dengan keberhasilan usaha tersebut Allah SWT mempertemukan kembali Yusuf AS dengan ayahnya nabi Ya’kub AS melalui saudaranya yang kehabisan logistik saat masa paceklik.

Masih banyak lagi para Nabi Allah yang berprofesi sebagai Petani, Peternak dan juga “abdi negara”. Bahkan Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita ketika mudanya adalah seorang peternak dan peniaga ulung serta terpercaya di semua kalangan. Untuk menikah dengan istri pertama beliau Siti Khadijjah RA, rasulullah memberikan mahar sebanyak 20 ekor Unta (mohon dikoreksi dengan dalil shahih),  sejumlah kuda dan hewan ternak lainnya dari hasil usahanya sendiri. Itu menandakan Rasulullah SAW memiliki skill dalam dunia peternakan yang sangat baik.

Itulah profesi para Nabi yang diutus Allah SWT dengan profesi sebagai Petani, Peternak dan juga “abdi negara”. Itu menandakan profesi tersebut bukanlah profesi yang sembarangan, sebab para Nabi menjadikan profesi tersebut menjadi bagian hidupnya dalam merubah peradaban dunia ini menjadi lebih baik. para Nabi dengan profesinya tersebut menjadikan ladang amal dan ladang dakwah nya dalam men-syi’arkan amar ma’ruf sehingga peradaban dunia menjadi terwarnai dengan cahaya yang Allah turunkan kepada mereka.

Bersyukurlah kita menjadi bagian di profesi para Nabi itu, khususnya kita sebagai “abdi negara” di badan litbang / Balai yang menghasilkan teknologi di bidang pertanian. Setidaknya dengan ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat bagi mayoritas penduduk negeri kita yang notabenenya berprofesi sebagai petani. Dengan kesempatan itu juga semoga kita juga bisa meneladani para Nabi yang juga menebarkan amar ma’ruf agar peradaban dunia khususnya di negeri kita dapat lebih terwarnai.

Mari... kita jadi Petani, Peternak dan “abdi negara” yang bersih, peduli dan profesional dengan meneladani Nabi Allah...


Jefrie JM-8
11.am Fokus Sukarami 21/2/12

Tidak ada komentar: